Halaqah 75: Al Jannah dan Kenikmatannya (Bagian 5)

Materi HSI pada pertemuan halaqah ke-75 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy adalah tentang Al Jannah dan kenikmatannya bagian 5. Sebagian besar penduduk surga adalah orang-orang lemah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

فَكَانَ عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِينَ

“Maka sebagian besar orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin.” (HR Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengabarkan beberapa nama penduduk surga, diantaranya Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali Radhiyallāhuanhum. Sebagaimana di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.

Kenikmatan paling besar bagi penduduk surga di atas segala kenikmatan surga yang mereka rasakan adalah memandang wajah Allah yang mulia.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

“Apabila penduduk surga masuk ke dalam surga maka Allah Tabaraka wa ta’ala akan berkata,
‘Apakah kalian menginginkan aku tambah kenikmatan kepada kalian?’
Mereka berkata,
‘Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga? Dan menyelamatkan kami dari neraka?’
Allah pun menyingkap hijab, maka mereka tidak diberi sesuatu yang lebih mereka cintai daripada melihat kepada Rabb mereka ‘Azza wa jalla.” (HR Muslim)
 
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

لِّلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ ٱلۡحُسۡنَىٰ وَزِيَادَةٌ۬ۖ

“Bagi orang-orang yang berbuat baik adalah surga dan tambahan”. (QS Yunus: 26)

“Tambahan” di dalam ayat di atas adalah memandang wajah Allah. Sebagaimana datang tafsirnya dari para sahabat seperti Abu Bakr, Abu Musa Al-Asyari, dan Hudzaifah Radhiyallāhuanhum.

Para penduduk surga akan sangat berbahagia dan wajah mereka berseri-seri ketika melihat Allah ‘Azza wa jalla, Dzat yang selama di dunia mereka imani dan mereka sembah, padahal mereka tidak pernah melihat-Nya.

Mereka taati perintah-Nya, mereka jauhi larangan-Nya, mereka benarkan kabar-kabar-Nya, bersabar atas ujian-Nya, mereka baca dan dengarkan firman-Nya, mereka ikuti Nabi-Nya, menyeru kepada jalan-Nya, dan merindukan pertemuan dengan-Nya. Meskipun dengan segala kekurangan yang mereka miliki.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

وُجُوهٌ۬ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ نَّاضِرَةٌ (٢٢) إِلَىٰ رَبِّہَا نَاظِرَةٌ۬ (٢٣)

“Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri, melihat kepada Rabb mereka.” (QS Al-Qiyamah: 22-23)

Saudaraku, jalan ke surga adalah jalan yang penuh dengan rintangan. Tidak sampai ke sana kecuali orang yang bersabar. Ada perintah yang harus dikerjakan, ada larangan yang harus dijauhi, dan ada ujian yang harus kita sabar menghadapinya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ

“Surga dikelilingi perkara-perkara yang dibenci dan neraka dikelilingi perkara-perkara yang menyenangkan”. (HR Muslim)

Kesenangan dunia adalah kesenangan yang sedikit, sebentar, dan banyak kekurangan.
Sedangkan kesenangan akhirat adalah kesenangan yang sangat banyak, kekal selamanya, dan tanpa ada kekurangan sedikit pun.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

بَلۡ تُؤۡثِرُونَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا (١٦) وَٱلۡأَخِرَةُ خَيۡرٌ۬ وَأَبۡقَىٰٓ (١٧)

“Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia padahal akhirat lebih baik dan lebih kekal.” (QS Al-A’la: 16-17)

Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya,
“Ketahuilah, bahwasanya kehidupan dunia hanyalah permainan, sesuatu yang melalaikan, perhiasan, saling berbangga di antara kalian, saling memperbanyak harta, dan juga anak-anak.
Seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering, dan kalian melihat warnanya menjadi kuning kemudian hancur.
Dan di akhirat ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS Al-Hadid: 20)

Untuk mendapatkan surga bukan berarti seseorang harus meninggalkan seluruh kesenangan dunia.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan dunia dan kenikmatannya supaya kita manfaatkan dengan baik untuk mencari ridho Allah dan surga-Nya.

Orang yang tercela adalah orang yang menjadikan kebahagiaan di dunia sebagai tujuan dan melupakan kebahagiaan akhirat.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Beriman Kepada Hari Akhir]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url