Halaqah 03: Wahyu

Materi HSI pada pertemuan halaqah ke-3 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy adalah tentang wahyu.

Pengertian Wahyu
◆ Secara bahasa
Adalah pemberitahuan yang cepat dan samar.
Di dalam Al-Quran, Allah menyebutkan bahwa:
  1. Allah mewahyukan kepada ibu Nabi Musa ‘alayhissalam untuk menyusui Musa ‘alayhissalam.
  2. Allah mewahyukan kepada lebah untuk membuat sarang.
  3. Allah menyebutkan bahwa Nabi Zakariyya ‘alayhissalam mewahyukan kepada kaumnya dengan isyarat.
  4. Allah juga menyebutkan bahwasanya syaithan mewahyukan kepada wali-walinya.
Maka ini semua adalah wahyu menurut bahasa.

◆ Secara Syari’at
Wahyu adalah pemberitahuan Allah kepada para Nabi-Nya dengan apa yang Allah ingin sampaikan kepada mereka;
⇒ baik berupa syari’at atau kitab.
⇒ baik dengan perantara atau tidak dengan perantara.

Dan wahyu inilah yang merupakan kekhususan para Nabi, sebagaimana firman Allah,

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِن بَعْدِهِ ۚ َ

“Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah wahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya.” (An-Nisa: 163)

Wahyu, Allah sampaikan kepada para nabi menggunakan 3 cara:
1. Allah langsung mewahyukan ke hati nabi, yang diwahyukan.
Seperti sabda Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam,

إِنَّ رُوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوعِي أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا ، فَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ وَلا يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةٍ ، فَإِنَّ اللَّهَ لا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلا بِطَاعَتِهِ

“Sesungguhnya Ruhul Qudus (Jibril) telah meniupkan di dalam hatiku bahwa sebuah jiwa tidak akan meninggal sampai sempurna ajalnya dan sempurna rizqinya. Maka hendaklah kalian perbaiki cara mencari rizqi kalian. Janganlah sampai salah seorang diantara kalian mencari rizqi dengan maksiat karena melihat lambatnya rizqi, karena sesungguhnya tidak dicari apa yang ada di sisi Allah kecuali dengan keta’atan kepada-Nya.” (HR Abu Nu’aim dalam Hilyatul Awliya dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh)

2. Allah berbicara langsung dengan nabi tersebut dari balik hijab.
Sebagaimana ketika Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa ‘alayhissalam, sebagaimana dalam firman Allah,

وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا

“Dan Allah berbicara dengan Musa dengan sebenar-benar pembicaraan.” (An-Nisa: 164)

3. Wahyu tersebut datang dengan perantaraan malaikat.
Sebagaimana turunnya Jibril membawa wahyu dari Allah kepada para nabi dan rasul.

Dalil 3 cara ini,

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِن وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَايَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ

“Dan tidaklah Allah berbicara kepada manusia kecuali wahyu yang diwahyukan secara langsung atau berbicara kepadanya dari balik hijab atau Allah mengutus seorang malaikat utusan kemudian malaikat tersebut mewahyukan dengan izin Allah apa yang Allah kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi Lagi Maha Bijaksana.” (Asy-Syura: 51)

Dan Jibril datang kepada nabi dengan membawa wahyu;
⇒ terkadang dengan wujudnya yang asli.
⇒ terkadang datang wahyu tersebut seperti kerincingan lonceng.
⇒ terkadang Jibril datang menjelma sebagai seorang manusia.

Al-Harits Ibnu Hisyam radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam,

يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ يَأْتِيكَ الْوَحْيُ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ ، وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي ، وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ ، وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ

“Wahai Rasulullah, bagaimana wahyu datang kepadamu?”
Maka Beliau Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam berkata: “Terkadang datang wahyu kepadaku seperti suara kerincingan lonceng dan inilah yang paling berat bagiku. Kemudian suara itu pergi dan aku sudah memahami apa yang dia katakan. Dan terkadang malaikat menjelma sebagai seorang laki-laki kemudian berbicara kepadaku dan akupun memahami apa yang dia ucapkan.” (Hadits Muttafaqun ‘alayhi)
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Beriman Kepada Kitab Allah]

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url