Halaqah 01: Pengertian Sirah dan Pentingnya Mempelajari Sirah Nabawiyah

Materi HSI pada halaqah ke-1 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy adalah tentang pengertian sirah dan pentingnya mempelajari sirah nabawiyah.

Sirah artinya adalah ‘jalan’.
Sirah Nabawiyah adalah perjalanan hidup Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Mempelajari perjalanan hidup Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sangat penting bagi kehidupan seorang muslim karena beberapa hal:

1. Ini adalah diantara bentuk cinta kita kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, karena setiap umat pasti mencintai pembesarnya dan semakin besar kecintaan mereka terhadap pembesarnya maka akan semakin banyak menyebutnya dan mengingatnya.

2. Mempelajari Siroh Nabawiyah adalah salah satu cara untuk mengenal ucapan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan perilaku beliau yang hendaknya dicontoh dan diteladani oleh seorang muslim.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ


“Sungguh ada bagi kalian di dalam diri Rasulullãh shallallahu ‘alaihi wasallam teladan yang baik.” [QS Al-Ahzab 21]

3. Menguatkan keimanan di dalam hati, karena kita akan mengenal beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dari semenjak lahir sampai meninggal dunia. Bagaimana beliau hidup semasa kecil menjadi seorang pemuda, setelah menikah, setelah diangkat menjadi Nabi, bagaimana beliau berdakwah, bagaimana beliau berjihad, kita akan melihat semua itu dan ini akan semakin menambah keyakinan pada diri kita bahwa beliau adalah seorang Nabi yang diutus yang mengikuti wahyu dari Allah azza wajalla.

4. Membantu seseorang memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan sebab-sebab turunnya dan memahami hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

5. Seseorang bisa mengenal para sahabat yang telah dipilih oleh Allah untuk menemani Nabi-Nya dan menyampaikan agama ini kepada orang-orang setelah mereka dan bagaimana mereka berjihad bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga hal ini akan menambah cinta kita kepada para sahabat dan menambah semangat kita untuk beramal dengan agama ini.

Berkata Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib (wafat 94 H),

كُنَّا نُعَلَّمُ مَغَازِيَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَرَايَاهُ كَمَا نُعَلَّمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ

“Kami dahulu diajarkan peperangan-peperangan Nabi dan peperangan-peperangan yang tidak diikuti oleh Nabi sebagaimana kami diajari satu surat dari Al-Qur’an.”
Atsar ini dikeluarkan oleh Al Khatib Al Baghdadi di dalam Kitab beliau Al Jamii li akhlaki rowi wa adabi sami’ jilid II hal 195.

Yang dimaksud dengan ucapan beliau “sebagaimana kami diajari satu surat dari Al-Qur’an” adalah dengan diulang-ulang.

Dan berkata Ismail Ibnu Muhammad Ibnu Sa’ad Ibn Abi Waqos rahimahullah (wafat 134 H),

«كان أبي يعلمنا مغازي رسول اللهshallallahu ‘alaihi wasallam ويعدها علينا وسراياه، ويقول: يا بَنِيَّ هذه مآثر آبائكم، فلا تضيعوا ذكرها»


“Dahulu bapakku mengajarkan kami peperangan-peperangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan peperangan-peperangan yang tidak diikuti oleh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan menyebutnya untuk kami dan beliau berkata “Wahai anak-anakku ini adalah peninggalan-peninggalan baik nenek moyang kalian maka janganlah kalian sia-siakan.”

Atsar ini dikeluarkan oleh Al Khatib Al Baghdadi di dalam Kitab Al Jamii li akhlaki rowi wa adabi sami’ jilid II hal 195.

***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Sirah Nabawiyah]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url