Halaqah 28: Ujian Setelah Dakwah Jahriyyah (Bagian 1)

Materi HSI pada halaqah ke-28 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy adalah tentang ujian setelah dakwah jahriyah bagian 1. Setelah dakwah Tauhid dengan Jahriyyah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat mendapatkan ujian berat dan gangguan dari orang-orang musyrikin baik secara fisik maupun cacian.

Ketika turun firman Allah,

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ

Datanglah Ummu Jamiil bintu Harb (istri dari Abu Lahab) dan berkata,

مُذَمَّمًا أَبَيْنَا وَدِينَهُ قَلَيْنَا وَأَمْرَهُ عَصَيْنَا

“Orang yang tercela kami tidak mau dan agamanya kami benci dan perintahnya kami maksiati.”

Dan saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk di Masjidil Haram bersama Abu Bakar.

Hadits ini diriwayatkan oleh Al Humaidi di dalam musnadnya dan dia adalah hadits yg Hasan lighoirihi.

Di dalam shahih Al Bukhari diriwayatkan bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

أَلاَ تَعْجَبُونَ كَيْفَ يَصْرِفُ اللَّهُ عَنِّي شَتْمَ قُرَيْشٍ وَلَعْنَهُمْ، يَشْتِمُونَ مُذَمَّمًا، وَيَلْعَنُونَ مُذَمَّمًا وَأَنَا مُحَمَّد

“Apakah kalian tidak takjub bagaimana Allah memalingkan dariku celaan orang Quraisy dan laknat mereka. Mereka mencela Mudzammam dan melaknat Mudzammam, sedangkan aku adalah Muhammad.”

Makna Mudzammam adalah orang yang tercela dan makna Muhammad adalah orang yang terpuji.

Di dalam dakwah Jahriyyah ini, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ingin menunjukkan syiar Islam dan mendakwahi manusia dengan cara shalat di Masjidil Haram sehingga orang-orang musyrikin ingin menghalangi Beliau dari tujuan ini.

Berkata Abdullah bin Mas’ud ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri shalat di sisi Ka’bah dan sekelompok orang-orang Quraisy di majelis-majelis mereka, tiba-tiba seorang diantara mereka berkata,

“Apakah kalian tidak melihat kepada orang yang sedang riya’ ini? Siapa diantara kalian yang mau pergi ke unta keluarga fulan mengambil kotorannya, darahnya, dan kotoran bekas unta melahirkan mereka kemudian datang ke sini dan menunggu dan apabila dia bersujud maka meletakkan kotoran tersebut diantara dua bahunya.”

Maka salah seorang diantara mereka pergi dan melakukannya kemudian ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sujud dia meletakkan kotoran-kotoran tersebut diantara dua bahu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Nabi pun terdiam dalam keadaan sujud, mereka tertawa terbahak-bahak sehingga sebagian sempoyongan karena tertawa.

Maka sebagian orang mengabarkan ini kepada Fatimah yang saat itu masih gadis kecil. Segera Fatimah datang menuju bapaknya dan menghilangkan kotoran dari Beliau shallallahu 'alaihi wasallam kemudian Fatimah pun mencela orang-orang tersebut.

Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai shalat Beliau berkata,
“Ya Allah hancurkanlah orang-orang Quraisy, hancurkanlah orang-orang Quraisy, hancurkanlah orang-orang Quraisy.”

Kemudian Beliau menyebutkan nama,
“Ya Allah, hancurkanlah Amr bin Hisyam, Utbah bin Robiah, Syaibah bin Robiah, Al Walid bin Utbah, Umayyah bin Khalaf, Uqbah bin Abi Mu’ith, dan Ibarah bin Al Walid.”

Berkata Abdullah bin Mas’ud,
“Maka demi Allah aku melihat mereka semua mati terkapar pada perang Badr kemudian mereka diseret ke sumur terbuka yang ada di Badr.”

Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
“Orang-orang yang dibuang di sumur terbuka ini diikuti laknat.” [Hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim]

Disebutkan di dalam sebuah riwayat bahwa yang menaruh kotoran adalah Uqbah bin Abi Mu’ith dan yang menyemangati adalah Abu Jahl. [Hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim]

Dan orang-orang musyrikin sangat terpukul dengan do’a ini dan berat bagi mereka, karena mereka berkeyakinan bahwa orang yang berdo’a di Mekkah, mustajab.

Dan perlu diketahui bahwa do’a yang diucapkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bukan karena diganggu, tetapi sebabnya adalah karena Beliau didustakan dan dimaksiati.

Sebagaimana yang kita tahu bahwa Beliau shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling sabar dalam menghadapi gangguan dakwah, bahkan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam sering mendo’akan dengan hidayah.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Sirah Nabawiyah]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url