Halaqah 06: Makna Al Hanifiah dan Tujuan Diciptakannya Manusia

Materi HSI pada halaqah ke-6 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Kitab Qawaidul Arba adalah tentang makna al hanifiah dan tujuan diciptakannya manusia. Kemudian beliau mengatakan,

أَنَّ الْحَنِيفِيَّةَ مِلَّةُ إِبْرَاهِيمَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ، وَحْدَهُ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ،

Ketahuilah, wahai pembaca, wahai pendengar, bahwasanya Al Hanifiyyah, agamanya Nabi Ibrahim adalah engkau menyembah Allah semata, mengikhlaskan untuk-Nya agama ini.

Beliau ingin memberikan pengertian kepada kita tentang makna Al Hanifiyyah, yaitu agamanya Nabi Ibrahim.

Kenapa demikian? Karena di dalam Al Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan tentang millah-nya Nabi Ibrahim.

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mewajibkan semua manusia, baik orang Yahudi, orang Nasrani, kaum Muslimin, untuk mengikuti millah-nya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam (mengikuti agamanya Nabi Ibrahim), karena millah maknanya adalah agama.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

(ثُمَّ أَوۡحَیۡنَاۤ إِلَیۡكَ أَنِ ٱتَّبِعۡ مِلَّةَ إِبۡرَ ٰ⁠هِیمَ حَنِیفࣰاۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِینَ)
[Surat An-Nahl 123]

“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Wahai Muhammad), supaya engkau mengikuti millah-nya Nabi Ibrahim yang hanif.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mewahyukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, diantaranya wahyu-Nya adalah supaya Beliau mengikuti millah-nya Nabi Ibrahim.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan,

(وَقَالُوا۟ كُونُوا۟ هُودًا أَوۡ نَصَـٰرَىٰ تَهۡتَدُوا۟ۗ
[Surat Al-Baqarah 135]

Orang-orang Yahudi mendakwahi orang lain supaya ikut masuk di dalam agamanya.
“Hendaklah kalian menjadi orang Yahudi atau menjadi orang Nasrani, niscaya kalian mendapatkan petunjuk.”

Kemudian Allah mengatakan,

(قُلۡ بَلۡ مِلَّةَ إِبۡراهِـۧمَ حَنِیفࣰاۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِینَ)
[Surat Al-Baqarah 135]

“Katakanlah (Wahai Muhammad) justru (bahkan) kami mengikuti millah-nya Nabi Ibrahim yang hanif.”

Menunjukkan kepada kita bahwasanya kita diperintahkan untuk mengikuti millah-nya Nabi Ibrahim, yang dinamakan dengan Al Hanifiyyah, yang berasal dari Al Hanif yang artinya adalah Mustaqim, yang artinya adalah lurus.

Artinya, agama Al Hanifiyyah adalah agama yang lurus hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, berpaling kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala

Beliau mengatakan,

أَنْ تَعْبُدَ اللهَ، وَحْدَهُ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ،

Yang dimaksud dengan millah-nya Ibrahim, yang kita diperintahkan untuk mengikuti millah ini, adalah engkau beribadah kepada Allah, وَحْدَهُ hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ mengikhlaskan agama ini hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak ada yang lain.

Jadi kita diperintahkan untuk mengikuti millah-nya Nabi Ibrahim, artinya menjadi orang yang hanya mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak menyerahkan setitik pun (sedikit pun) dari ibadah-ibadah yang diridhoi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, siapa pun dia, baik itu orang yang agung, orang yang rendah, seorang Nabi, seorang malaikat, seorang wali, selain Allah adalah makhluk.
Dan ibadah adalah hak istimewa hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kemudian beliau mengatakan,

وبذلك أمر الله جميع الناس وخلقهم لها

Dan dengan hal ini pula, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan manusia.

Dengan ibadah ini (mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam ibadah ini), Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan manusia.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِی خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ)
[Surat Al-Baqarah 21]

“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, supaya kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.”

Ini adalah perintah pertama di dalam Al Qur’an yang disebutkan di dalam surat Al Baqarah.

Perintah pertama di dalam Al Qur’an yang Allah sebutkan adalah perintah untuk bertauhid.
Menyembah Allah semata, menyerahkan ibadah hanya kepada Allah semata.

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُوا۟ رَبَّكُمُ

Wahai manusia, hendaklah kalian menyembah kepada Rabb kalian. Siapa Rabb kalian? Yang telah menciptakan kalian dan menciptakan orang-orang sebelum kalian. Dialah Rabb yang berhak untuk disembah.

Kemudian beliau mengatakan,

وخلقهم لها

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan mereka untuk ibadah ini.

Manusia dan juga jin diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan maksud. Bukan diciptakan begitu saja, tanpa ada maksud (hikmah).

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan di dalam Al Qur’an tentang hikmahnya.

كَمَا قَالَ تَعَالَى:

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

(وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِیَعۡبُدُونِ)
[Surat Adh-Dhariyat 56]

“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan juga manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.”

Ini adalah hikmah diciptakannya jin dan manusia, tidak lain dan tidak bukan kecuali untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Qawa'idul Arba']
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url