Halaqah 47: Bab 06 Tentang Keluar dari Penamaan Islam – Nukilan Dari Majmu Fatawa Li Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Jilid 28 Halaman 328

Halaqah yang ke-47 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.

Beliau mengatakan

قال أبو العباس كل ما خرج عن دعوى الإسلام والقرآن من نسب أو بلد أو جنس أو مذهب أو طريقة فهو من عزاء الجاهلية.

Berkata Abul Abbas

Ini adalah kunyah dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, terkadang beliau memakainya ketika di dalam kitabut Tauhid.

setiap orang yang keluar dari nama Islam & juga Al-Quran, fanatiknya bukan karena Islam bukan karena Al Quran,

من نسب berupa nasab, wala & baro nya karena nasab, misalnya kalau dia ahlul bait wala kalau bukan ahlul bait baro,

أو بلد atau berupa negeri, kalau satu negara yang sama wala kalau diluar negaranya baro,

أو جنس atau berupa suku / jenis, jika satu suku maka dia wala kalau diluar sukunya dia baro ,

أو مذهب atau madzhab, kalau sama² syafii dia wala kalau diluar Syafii maka dia baro,

أو طريقة atau berbeda jalan / cara

فهو من عزاء الجاهلية

"Maka ini semua termasuk jalan Jahiliyyah"

Kalau misalnya wala dan baro’ seseorang diukur dari semuanya itu, bukan diukur oleh keislaman seseorang, bukan diukur sesuai dengan Al Quran atau tidak apa yang dia lakukan, tapi diukur dari nasab, negeri, suku, madzhab.

Kemudian beliau mendatangkan dalil

بل لما اختصم مُهاجري وأنصاري

Bahkan ketika saling berseteru antara seorang Muhajirin & seorang Anshor

فَقَالَ المُهَاجِرِيُّ : يَا لَلْمُهَاجِرِينَ

Berkata orang Muhajirin tersebut – يَا لَلْمُهَاجِرِينَ – memanggil orang² Muhajirin

وَقَالَ الأَنْصَارِيُّ : يَا لَلْأَنْصَارِ

Dan berkata orang Anshor – يَا لَلْأَنْصَارِ –

قال صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أبدعوى الجاهلية وأنا بين أظهركم؟

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan "apakah dengan panggilan jahiliyyah" karena panggilan يَا لَلْمُهَاجِرِينَ , يَا لَلْأَنْصَارِ adalah panggilan jahiliyyah dia bukan berdasarkan Islam, tapi berdasarkan golongan, berdasarkan orangnya, padahal kita tahu bagaimana kedudukan Muhajirin & juga kedudukan Anshor disisi Allah subhanahu wata'ala. Kalau ta’asub dengan sesuatu selain Islam, karena sama² hijrah karena sama² orang Mekah atau yang satunya karena sama² orang Madinah padahal mereka adalah Muhajirin & Anshor yang memiliki kedudukan yang tinggi disisi Allah subhanahu wata'ala, tidak boleh kita taasub dengan orang²nya, bukan kepada Islam, lalu bagaimana dengan orang yang ta’asub dengan golongan yang lebih rendah daripada Muhajirin & Anshor, tentu nya Ini lebih diharamkan & lebih tidak diperbolehkan.

Ta’asub dengan orang² Muhajirin & Anshor tapi kalau tidak didasarkan oleh Islam maka ini tidak boleh, lalu bagaimana dengan ta’asub dengan yg selain Muhajirin & Anshor yang tentunya kedudukannya lebih rendah dari keduanya.

وغضب لذلك غضبًا شديدًا.

Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam marah dengan sebab ini semua, dengan kemarahan yang sangat besar.

انتهى كلامه.

Selesai ucapan beliau.

Dan ini adalah nukilan, kalau kita kembali kepada kitab asalnya maka ini yang diucapkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah didalam Majmu’ Fatawa

و كل ما خرج عن دعوى الإسلام والقرآن من نسبٍ أو بلدٍ أو جنسٍ أو مذهبٍ أو طريقةٍ فهو من عزاء الجاهلية.
بل لما اختصم رجلان من المهاجرين و الأنصاري فقال المهاجري: يا للمهاجرين! وقال الأنصاري: يا للأنصار
قال shallallahu 'alaihi wasallam: أبدعوى الجاهلية وأنا بين أظهركم؟ وغضب لذلك غضبا شديدا.

Ini disebutkan oleh beliau di dalam jilid ke-28 halaman 328.

Dengan demikian kita mengetahui tentang bagaimana keharusan untuk menisbatkan diri kepada Islam bukan kepada selain Islam.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url