Halaqah 63: Landasan Ke Tiga Ma’rifatu Nabiyyikum Muhammad: Hikmah Diprioritaskannya Dakwah Tauhid (Bagian 3)

Materi HSI pada halaqah ke-63 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Kitab Ushul Ats Tsalatsah adalah tentang landasan ketiga ma'rifatul nabiyyikum Muhammadin: hikmah diprioritaskannya dakwah tauhid bagian 3.

Diantara hikmah kenapa para Nabi dan Rasul dahulu mereka memulai dakwahnya dengan tauhid. Tauhid ini adalah ciri jalan yang lurus jalannya para Nabi dan Rasul.

Allah ta'ala mengatakan,

إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ رَبِّي وَرَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ هَٰذَا صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ
إِنَّ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ

Nabi Isa ‘alaihissalam berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya Allah, Dia adalah Rabb-ku dan Rabb kalian.”

Menyebutkan Tauhid Rububiyah , kalau Dia adalah Rabb-ku dan Rabb kalian, فَٱعۡبُدُوهُ, maka hendaklah kalian menyembah-Nya, Tauhid Rububiyyah mengharuskan Tauhid Al-Uluhiyyah.

Kemudian beliau mengatakan,

هَٰذَا صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ

Ini adalah jalan yang lurus, jalan yang lurus ciri utamanya adalah dakwah kepada tauhid. Dalam ayat yang lain,

إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡهُمُ ٱلۡمُخۡلَصِينَ
قَالَ هَٰذَا صِرَٰطٌ عَلَيَّ مُسۡتَقِيمٌ
وَإِنَّ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ هَٰذَا صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ

Semakna dengan ayat yang pertama,

وَأَنِ ٱعۡبُدُونِيۚ هَٰذَا صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ

Allah mengatakan, “Hendaklah kalian menyembah kepada-Ku, ini adalah jalan yang lurus.”

Oleh karena itu diantara ciri dakwah itu adalah dakwah yang benar, apabila dakwah tadi menekankan tentang masalah tauhid dan cukup sebuah aliran dikatakan dia adalah aliran yang sesat apabila dia tidak memiliki perhatian tentang masalah tauhid.

Perhatiannya adalah tentang masalah politik, tidak usah banyak bicara ini adalah aliran yang sesat. Dia tidak memiliki perhatian dalam masalah tauhid itu adalah aliran yang sesat. Seandainya ditanya, apa penyimpangan yang paling besar di dalam aliran ini, cukup kita mengatakan dia tidak memperhatikan tentang masalah tauhid itu sudah menjadi ciri aliran yang sesat.

Atau kepada bai’at, yang dibicarakan adalah tentang masalah bai’at kepada imam dan itu yang seakan-akan menjadi makanan pokok yang harus disampaikan kepada jama’ahnya. Bahkan tidak dinamakan nasihat kecuali apabila di situ ada nasihat untuk berpegang teguh dengan imam, berpegang teguh dengan bai’at, tidak ada di situ nasihat untuk bertauhid.

Atau misalnya prioritasnya di dalam dakwah adalah tentang bagaimana manusia semangat untuk beramal saleh. Sampaikan tentang fadhail amal saja, jangan kau berbicara tentang syirik, bid’ah dan lain-lain. Sampaikan tentang fadhail amal, keutamaan shalat berjamaah, keutamaan makan dengan tangan kanan, keutamaan-keutamaan dan seterusnya.

Pupuk di dalam diri manusia kecintaan untuk beramal, itu saja, dan mereka menganggap mereka telah melakukan sesuatu, menganggap mereka berada di atas kebenaran dengan perbuatan tersebut. Tidak mendakwahkan manusia kepada tauhid dan tidak mengingatkan mereka dari kesyirikan, dan semua aliran-aliran yang ada kalau kita perhatikan satu persatu dan ini yang membedakan antara kita dengan mereka, mereka semuanya tidak memperhatikan tentang masalah tauhid.

Seandainya mereka bilang dan mengatakan kami juga berdakwah kepada tauhid, kalau kita amati tauhid yang mereka pahami bukan tauhid yang dipahami oleh para Rasul dan juga para Nabi yaitu Tauhidul Uluhiyah. Seandainya mereka mengatakan kami juga berdakwah kepada tauhid, kami mendakwahkan di masjid-masjid, wahai manusia ketahuilah bahwasanya Allah yang mencipta, yang menciptakan ini semua adalah Allah, Dia-lah yang mengatur alam semesta, itu yang kami dakwahkan.

Kita katakan itu adalah bagian dari tauhid tapi bukan inti tauhid yang dibawa oleh para Rasul dan juga para Nabi. Dan ini belum membedakan antara kita dengan orang-orang musyrikin, karena orang musyrikin pun mereka juga mengakui tentang apa yang kalian dakwahkan, berupa keyakinan Allah yang mencipta, memberikan rezeki, dan seterusnya. Kalian belum mendakwahkan tauhid yang didakwahkan oleh para Rasul.

Atau yang mengatakan kami juga mengajak kepada Tauhid al-Hakimiyyah, mengajak manusia untuk berhukum dengan hukum Allah. Kenapa kami berbicara tentang politik karena kami ingin manusia berhukum dengan hukum Allah. Kita ingin mendirikan Negara Islam. Kita juga berdakwah kepada tauhid, yaitu tauhid hakimiyah maksudnya, bukan tauhid uluhiyah yang diajak oleh para Nabi dan juga para Rasul.

Maka harus kita waspadai yang demikian, tidak semua kalimat tauhid yang dipakai dan disebutkan oleh aliran-aliran sesat tadi, sama dengan tauhid yang kita maksud. Terkadang maksud mereka adalah Tauhid Rububiyah terkadang maksudnya adalah Tauhid Al-Hakimiyah bukan Tauhid Uluhiyah.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Ushul Ats Tsalatsah]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url