Halaqah 38: Penjelasan Beberapa Ayat yang Mengandung Sifat Mahabbah Bagi Allah (Bagian 5) (QS Al-Maidah 54 & Ash-Shaf 4)

Halaqah yang ke-38 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.

Masuk kita pada pembahasan berkaitan dengan nama dan juga sifat Allah subhanahu wata'ala yaitu sifat Al-Mahabbah yaitu sifat mencintai bagi Allah subhanahu wata'ala

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mendatangkan Firman Allah subhanahu wata'ala

فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ

Maka Allah subhanahu wata'ala akan mendatangkan sebuah kaum yang Allah subhanahu wata'ala mencintai mereka dan merekapun mencintai Allah subhanahu wata'ala. Allah subhanahu wata'ala mengatakan dalam Al-Qur’an

وَمَن يَرۡتَدِدۡ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ
[Surah Al-Baqarah:217]

Barang siapa yang murtad di antara kalian dari agamanya maka Allah subhanahu wata'ala akan mendatangkan sebuah kaum yang lain, yang sifatnya Allah subhanahu wata'ala mencintai mereka dan merekapun mencintai Allah subhanahu wata'ala.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِ
[Surah Al-Ma’idah:54]

Wahai orang-orang yang beriman siapa saja di antara kalian yang murtad dari agamanya, mau keluar dari agama Islam itu tidak memudhoroti Allah subhanahu wata'ala, mau keluar dari sunnah kembali ke belakang itu tidak memudhoroti Allah subhanahu wata'ala, Allah subhanahu wata'ala akan datangkan dan Allah subhanahu wata'ala Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu, Allah subhanahu wata'ala akan datangkan sebuah kaum, Allah subhanahu wata'ala cinta kepada mereka tidak seperti kalian, Allah subhanahu wata'ala mencintai mereka وَيُحِبُّونَهُ dan merekapun cinta kepada Allah subhanahu wata'ala, tidak seperti kalian yang kalian tidak mencintai Allah subhanahu wata'ala, Allah subhanahu wata'ala akan datangkan kaum tersebut dan akan diganti orang-orang yang murtad tadi dengan sebuah kaum yang Allah subhanahu wata'ala cinta kepada mereka dan mereka pun cinta kepada Allah subhanahu wata'ala.

Ini juga menjadi dalil bahwasanya Allah subhanahu wata'ala memiliki sifat mencintai, siapa orang-orang yang akan didatangkan oleh Allah subhanahu wata'ala, yang Allah subhanahu wata'ala cinta kepada mereka dan merekapun cinta kepada Allah subhanahu wata'ala?

أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Sifatnya kaum tersebut adalah orang-orang yang أَذِلَّة, orang-orang yang merendahkan dirinya terhadap orang-orang yang beriman, bukan orang yang membesarkan dirinya atau menyombongkan dirinya di hadapan orang-orang yang beriman, tapi dia أَذِلَّة, dzillah artinya adalah merendahkan diri. Ada sebagian salaf yang mengatakan maksud merendahkan diri seperti seorang anak di hadapan bapak, seperti seorang budak di hadapan majikannya, itu keadaan orang yang beriman bersama orang yang beriman yang lain, terlihat dari cara bicaranya, terlihat dari cara duduknya, terlihat dari cara berdirinya ketika berhadapan dengan orang-orang yang beriman.

Orang-orang beriman secara umum dia memiliki keimanan, kita adzillah ‘alal-mu’minin, kita merendahkan diri di hadapan orang-orang yang beriman bukan menyombongkan diri. Kemudian

أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ

Dan mereka adalah orang-orang yang tegas terhadap orang-orang yang kafir, tegas kepada orang-orang yang kafir bukan orang yang bermudah-mudahan dengan mereka.

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ ٱللَّهِ ۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلْكُفَّارِ
[Surah Al-Fath:29]

Mereka adalah orang-orang yang tegas terhadap orang-orang yang kafir.

Jangan karena mereka banyak misalnya atau mereka kaya kemudian kita lembek agama kita dan kita korbankan agama kita untuk membuat senang mereka, kita harus tegas, jangan sampai kita meninggalkan sebagian ajaran agama kita, dan itu adalah hukumnya wajib kemudian kita tinggalkan karena kita merasa tidak enak dengan orang-orang kafir tersebut. Orang yang tegas dalam agamanya maka termasuk orang yang Allah subhanahu wata'ala cintai.

يُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ

Yang mereka berjihad dijalan Allah subhanahu wata'ala. Orang yang cinta kepada Allah subhanahu wata'ala dengan kecintaan yang sama dia akan korbankan apa yang dia miliki meskipun adalah sesuatu yang paling berharga, dan justru di sinilah dia merasa puas bisa mengorbankan sesuatu yang paling berharga yang dia miliki untuk yang sangat dia cintai, puas dia, bangga bahagia. Sebagaimana orang tua yang sangat mencintai anaknya, ketika dia capek dan dia mendapatkan sesuatu misalnya uang untuk membelikan barang yang dicintai oleh anaknya yang sangat dia cintai meskipun dia capek tapi dia merasa bahagia, bahagia bisa membuat senang orang yang dia cintai. Seorang hamba maka ketika kecintaan dia di dalam hatinya sangat kepada Allah subhanahu wata'ala

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِۗ
[Surah Al-Baqarah:165]

Dan orang-orang yang beriman sangat kecintaannya kepada Allah subhanahu wata'ala.

Maka dia merasa bahagia, merasa gembira dan puas apabila dia mengorbankan untuk Allah subhanahu wata'ala apa yang paling dia cintai, sampai nyawanya sendiri dia korbankan untuk mendapatkan kecintaan Allah subhanahu wata'ala, untuk Dzat yang sangat dia cintai, sampai harta yang dia miliki, sampai dia harus berpisah dengan keluarganya dia lakukan itu semuanya untuk mendapatkan kecintaan Allah subhanahu wata'ala yang sangat dia cintai.

يُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآئِمٖۚ

Dan mereka tidak takut celaan orang yang mencela.

Selama ini adalah dicintai oleh Allah subhanahu wata'ala maka dia tidak peduli dengan selalu orang yang mencela, orang kafir membenci, orang musyrik membenci, pengikut hawa nafsu mereka membenci, yang penting Allah subhanahu wata'ala mencintai dia. Dia tidak takut dengan celaan orang yang mencela apabila memang itu atau di dalam amalan tersebut ada kecintaan Allah subhanahu wata'ala, Allah subhanahu wata'ala mencintai dia dan mencintai amalan tersebut.

ذَٰلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ٥٤
[Surah Al-Ma’idah:54]

Demikian adalah keutamaan dan karunia Allah subhanahu wata'ala yang Allah subhanahu wata'ala berikan kepada siapa yang Allah subhanahu wata'ala kehendaki.

Menjadi seorang wali Allah subhanahu wata'ala ini adalah sebuah keutamaan, wali Allah subhanahu wata'ala adalah orang yang Allah subhanahu wata'ala cintai, orang yang Allah subhanahu wata'ala cintai dan mereka pun cinta kepada Allah subhanahu wata'ala dia adalah seorang wali yang mendapatkan keutamaan ini.

وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيم

Dan Allah subhanahu wata'ala Dia-lah Yang Maha Luas dan Maha Mengetahui.

Maka hendaklah kita semangat untuk memiliki sifat ini, yaitu sifat tawadhu dengan orang-orang yang beriman, kita tawadhu lillah, supaya Allah subhanahu wata'ala mencintai kita.

من تواضع لله رفعه

Orang yang tawadhu pada Allah subhanahu wata'ala maka Allah subhanahu wata'ala akan mengangkat derajatnya. Bukan tambah rendah orang yang tawadhu, orang yang tawadhu akan semakin diangkat oleh Allah subhanahu wata'ala berbeda dengan orang yang sombong orang yang meninggikan dirinya maka akan direndahkan oleh Allah subhanahu wata'ala.

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
[Al-Mu’min:60]

Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku, semakin dia sombong sampai dia tidak mau beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala maka akan masuk ke dalam jahannam dalam keadaan terhina. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan meskipun hanya sebesar semut yang kecil, Allah subhanahu wata'ala hinakan dia. Dan ini menunjukkan tentang keutamaan merendahkan diri dengan orang-orang yang beriman, keutamaan berjihad, tegas terhadap orang-orang kafir, keutamaan seseorang melaksanakan sesuatu yang diridhoi oleh Allah subhanahu wata'ala dan dia tidak takut celaan orang yang mencela. Ayat yang lain

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنيَانٌ مَّرْصُوص

Sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala mencintai orang-orang yang berperang dijalan-Nya, yaitu berjihad dijalan Allah subhanahu wata'ala, dalam keadaan صَفًّا yaitu dalam keadaan satu shaf, Allah subhanahu wata'ala senang dengan orang-orang beriman yang mereka berjalan mereka berjuang berperang dijalan Allah subhanahu wata'ala dalam keadaan satu shaf.

كَأَنَّهُم بُنيَانٌ مَّرْصُوص

Mereka seperti bangunan yang kokoh, yaitu yang saling berdempetan satu dengan yang lain. Ini menunjukkan bahwasanya Allah subhanahu wata'ala mencintai orang-orang yang memiliki sifat seperti ini, berjihad dan ketika berperang mereka berbaris satu shaf seperti bangunan yang sangat kuat.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url