Halaqah 120: Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang Telaga Nabi

Halaqah yang ke-120 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.

Beliau berbicara tentang masalah haudh (telaga) Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

وَفِي عَرَصَاتِ الْقِيَامَةِ الْحَوضُ الْمَوْرُودُ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم

Dan di ‘arashat (sebuah tempat yang luas yang tidak ada bangunan dan maksudnya adalah padang mahsyar, padang dimana manusia akan dikumpulkan) akan ada al- haudh (telaga) yang akan didatangi (dia bukan telaga yang sepi dari pendatang tapi dia adalah yang akan didatangi) milik Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Maka ini adalah perkara yang harus kita imani bahwasanya disana ada telaga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdasarkan hadits-hadits yang banyak bahkan hadits-hadits tentang masalah telaganya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ini mencapai derajat yang mutawatir. Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan ini adalah hadits yang Shahih, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan

إِنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوْضًا وَإِنَّهُمْ يَتَبَاهَوْنَ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ وَارِدَةٍ وَإِنِّي أَرْجُوْ اللهَ أَنْ أَكُوْنَ أَكْثَرَهُمْ وَارِدَةً

Setiap Nabi memiliki telaga di hari kiamat dan sesungguhnya mereka akan saling membanggakan siapa diantara mereka yang paling banyak didatangi oleh orang, dan yang mendatangi adalah umatnya sendiri semakin banyak yang mendatangi telaga mereka mereka semakin bangga, dan aku berharap akulah yang telaganya paling banyak dikunjungi oleh manusia, karena Beliau shallallahu 'alaihi wasallam adalah nabi yang terakhir dan umat Beliau shallallahu 'alaihi wasallam adalah umat yang jumlahnya sangat banyak sehingga Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berharap bahwasanya Beliau shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang telaganya paling banyak dikunjungi oleh manusia.

Kemudian beliau mengatakan

ماؤُه أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ، وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ، آنِيَتُهُ عَدَدُ نُجُومِ السَّمَاءِ، طُولُهُ شَهْرٌ، وَعَرْضُهُ شَهْرٌ، مَن يَّشْرَبُ مِنْهُ شَرْبَةً؛ لاَ يَظْمَأُ بَعْدَهَا أَبَدًا

Ini berdasarkan hadits-hadits yang Shahih dikumpulkan oleh beliau disini sifat-sifatnya, airnya itu lebih putih daripada susu padahal kalau kita melihat susu bagaimana putihnya dia dan murninya keputihan dia ternyata air yang ada di telaganya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ini lebih putih daripada susu, sangat putih

وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ

dan dia lebih manis daripada madu, padahal kita mendapatkan madu sangat manis tapi ternyata air yang ada di telaganya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam itu lebih manis lagi, itu sifat airnya

طُولُهُ شَهْرٌ

panjangnya sejauh perjalanan selama satu bulan, yaitu perjalanan seekor onta yang berjalan dalam keadaan sedang selama satu bulan, biasanya kalau telaga untuk mengitari hanya butuh satu hari mungkin tapi ini panjangnya saja itu membutuhkan waktu perjalanan selama satu bulan berarti telaganya sangat besar

وَعَرْضُهُ شَهْرٌ

dan lebarnya juga satu bulan, berarti untuk mengitari telaga tadi membutuhkan waktu selama empat bulan menunjukkan tentang bagaimana besarnya telaga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam karena memang yang akan mendatangi umat Beliau shallallahu 'alaihi wasallam yang jumlahnya sangat banyak, sehingga jangan khawatir tidak akan mendapatkan tempat, telaga Beliau shallallahu 'alaihi wasallam adalah telaga yang sangat luas, kenikmatan yang besar kenikmatannya luar biasa kemudian ditambah lagi sifatnya

آنِيَتُهُ عَدَدُ نُجُومِ السَّمَاءِ

gelas yang digunakan untuk minum di sana itu adalah sejumlah bintang yang ada di langit, jumlahnya banyak sekali, kita berada di sebuah galaksi yang didalamnya ada milyaran bintang dan sesuai dengan ilmu manusia sampai sekarang ternyata dibawah langit yang pertama ini ada banyak galaksi-galaksi mungkin jutaan galaksi dan masing galaxy ada miliaran bintang, menunjukkan jumlah gelas di telaganya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah jumlah yang sangat banyak sehingga seseorang datang ke sana dia tidak takutn kehabisan gelas dan tidak usah menunggu antrian

مَن يَّشْرَبُ مِنْهُ شَرْبَةً؛ لاَ يَظْمَأُ بَعْدَهَا أَبَدًا

barangsiapa yang meminum dari telaga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sekali minum maka dia tidak akan haus selama-lamanya.

Di dalam sebuah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan

حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ، ماؤُهُ أبْيَضُ مِنَ اللَّبَنِ، ورِيحُهُ أطْيَبُ مِنَ المِسْكِ، وكِيزانُهُ كَنُجُومِ السَّماءِ، مَن شَرِبَ مِنْها فلا يَظْمَأُ أبَدًا

Telagaku ini sepanjang perjalanan satu bulan airnya lebih putih daripada susu dan baunya lebih wangi daripada minyak kasturi dan kīzannya (sejenis teko) seperti bintang yang ada di langit, ini dilihat dari dua sisi yaitu jumlahnya atau keindahannya, jumlahnya banyak seperti bintang di langit dan keindahannya seperti bintang yang ada di langit, dan kalau tekonya saja demikian jumlahnya lalu bagaimana dengan gelasnya karena memang gelas biasanya lebih banyak daripada tekonya, kemudian

مَن شَرِبَ مِنْها فلا يَظْمَأُ أبَدًا

Barangsiapa yang meminum darinya maka dia tidak akan haus selama-lamanya, dan ini bukan berarti dia tidak masuk neraka, dia seorang muslim pengikut Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sehingga dimuliakan untuk bisa meminum dari telaganya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seandainya ternyata dia termasuk orang yang masuk kedalam neraka dengan sebab dosanya maka di dalam neraka meskipun di sekitarnya panas dan dia terkena adzab dari neraka tersebut tapi Allah subhanahu wata'ala akan menyelamatkan dia dari kehausan, dia tidak haus karena berada di dalam neraka, diadzab sementara di sana tapi dia tidak kehausan karena sudah meminum dari telaganya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Di sana ada sebagian orang yang dia mengaku sebagai umat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tapi ternyata dia tidak mendapatkan kesempatan untuk meminum telaganya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, disebutkan di dalam hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

أنا فرطكم على الحوض

Aku akan mendahului kalian diatas telagaku

وليرفعن رجال منكم

maka akan diangkat sebagian kalian

ثم ليختلجن دوني

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat mereka akan mendatangi telaga Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tapi tiba-tiba mereka dijauhkan

فأقول يا رب أصحابي

maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan Wahai Rabb mereka adalah para sahabatku

فيقال إنك لا تدري ما أحدثوا بعدك

Kemudian dikatakan kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam engkau tidak tahu apa yang mereka lakukan setelahmu.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan mereka adalah sahabatku, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berbicara sesuai dengan ilmu yang Beliau shallallahu 'alaihi wasallam ketahui, sebelum Beliau shallallahu 'alaihi wasallam meninggal dunia melihat bahwasanya mereka shalat bersama kaum muslimin dan mereka bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beriman dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara dzahir makanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan mereka adalah para sahabatku tapi Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak tahu apa yang terjadi setelah itu karena setelah meninggalnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ada sebagian mereka yang murtad, orang-orang Arab badui misalnya ketika ada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mereka beriman tapi setelah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meninggal ada diantara mereka yang murtad.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berbicara sesuai dengan ilmu Beliau shallallahu 'alaihi wasallam, setahu Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mereka adalah para sahabat tapi ternyata yang terjadi setelah Beliau shallallahu 'alaihi wasallam meninggal dunia dia murtad dari agama Islam dan kalau sudah murtad berarti bukan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yang dimaksud dengan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah yang bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beriman dengan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan meninggal di atas Islam, adapun yang murtad maka ini bukan sahabat Beliau shallallahu 'alaihi wasallam, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan sahabatku sesuai dengan ilmu yang beliau ketahui sebelum beliau meninggal dunia. Berarti kenifaqan ini bisa menjadi penghalang.

Di dalam hadits yang lain dikatakan kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam

فيُقالُ: إنَّكَ لا تَدْرِي ما بَدَّلُوا بَعْدَكَ

Engkau tidak tahu apa yang mereka rubah setelah itu, kalimat merubah di sini masuk didalamnya adalah merubah agama bukan hanya merubah agama dari agama Islam ke agama selain Islam tapi juga merubah apa yang ada dalam agama Islam, mungkin dia muslim tapi dia rubah ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dirubah sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian dia menghidupkan bid’ah di dalam agama berarti ini sudah merubah agama, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meninggal dunia dan agama ini sudah disempurnakan oleh Allah subhanahu wata'ala baik dari sisi Aqidah Ibadah dan juga yang lain kemudian datang seseorang setelahnya merubah aqidah islamiyah seperti orang-orang khawarij mu’tazilah murji’ah mereka merubah sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Sehingga orang yang demikian dikhawatirkan dia masuk dalam hadits ini yang mereka dijauhkan dari telaganya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana ini disebutkan oleh para syurroh para ulama yang mereka mensyarah hadits ini, termasuk di antaranya adalah Imam Nawawi menyebutkan bahwasanya aliran-aliran sesat tadi mereka masuk di dalamnya karena mereka merubah agama ini.

فأقُولُ: سُحْقًا سُحْقًا لِمَن بَدَّلَ بَعْدِي

Maka aku pun mengatakan jauhlah kalian jauhlah kalian bagi orang yang mengganti setelah ku, yaitu jauhlah jauhlah orang yang mengganti setelah ku yaitu mengganti agama ini sepeninggal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka ini peringatan yang keras kepada ahlul bida’ dikawatirkan mereka termasuk orang yang tidak mendapatkan kehormatan meminum telaganya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url