Halaqah 59: Penghianatan Ka’ab bin Al-Asyraf Terhadap Perjanjian

Materi HSI pada halaqah ke-59 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Sirah nabawiyah adalah tentang penghianatan Ka'ab bin Al-Asyraf terhadap perjanjian. Ka’ab bin Al-Asyraf bapaknya adalah orang Arab & ibunya adalah orang Yahudi dari Bani Nadir, dia adalah seorang tukang syair yang sangat memusuhi & membenci Islām. Menang nya kaum muslimin diperang Badr pada tahun 2 Hijriyah memicu kemarahannya, dia mendatangi kota Mekkah mencela Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam & menyemangati orang-orang kafir Quraisy untuk berperang membalas kekalahan mereka diperang Badr.

Ketika kembali ke Madinah maka Ka’ab bin Al-Asyraf merayu wanita² kaum muslimin dengan syair syair nya maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan supaya Ka’ab dibunuh

Al Imam Al Bukhari didalam shahih nya telah menyebutkan kisah dibunuh nya Ka’ab bin Al-Asyraf.

Ringkas nya bahwa Muhammad bin Maslamah Al Anshory menunjukkan kesiapannya dalam melaksanakan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam & beliau meminta izin untuk menggunakan tipu daya, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengijinkan karena Ka’ab sudah menjadi Muhariit, yaitu memerangi kaum muslimin, sehingga halal darahnya.

Maka Maslamah mendatangi Ka’ab dengan Pura-pura ingin berhutang Qurma untuk diserahkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam & dia berpura-pura menunjukkan kebenciannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka Ka’ab pun meminta sebuah tanggungan berupa wanita² atau anak², maka Muhammad meminta maaf tidak bisa memberikan tanggungan dengan wanita atau anak², dia menawarkan supaya tanggungan tadi berupa senjata, Ka’ab pun menyetujui.

Datanglah Muhammad bersama Abu Nailah (dia adalah saudara sepersusuan dari Ka’ab bin Al-Asyraf) ditambah 3 orang shahabat yang lain, mereka pun memanggil Ka’ab & berjalan lah Ka’ab bersama mereka, kemudian mereka pun membunuh Ka’ab bin Al-Asyraf dengan pedang² mereka.

Orang-orang Yahudi tidak terima dengan apa yang terjadi, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa Ka’ab telah menghianati perjanjian karena dia menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai kepala negara dan karena Ka’ab telah dekat dengan musuh² kaum muslimin, bahkan mendorong mereka untuk berperang melawan kaum muslimin.

Adapun membunuh Ka’ab dengan tipu daya maka ini diperbolehkan, karena Ka’ab adalah seorang yang memerangi & perang adalah sebuah tipu daya sebagaimana dalam hadits.

Maka takutlah setelah itu orang-orang yahudi & orang-orang musyrikin & Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam akhirnya mengajak mereka untuk menulis kembali perjanjian supaya menguatkan perjanjian yang sudah dilakukan sebelum perang Badr.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Sirah Nabawiyah]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url