Halaqah 74: Perang Uhud (Bagian 2)

Materi HSI pada halaqah ke-74 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Sirah nabawiyah adalah tentang perang Uhud bagian 2. Diantara pelajaran yang bisa kita ambil dari musyawarah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan para shahabatnya sebelum perang Uhud
  1. Seorang pemimpin hendaknya dia meminta pendapat kepada orang-orang yang dia pimpin
  2. Seorang pemimpin sudah mengambil keputusan maka hendaklah dia bertawakal kepada Allah & tidak ragu-ragu supaya tertanam dalam diri orang-orang yang dia pimpin rasa percaya diri, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ..

[QS Ali ‘Imran 159]

"bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan & apabila dirimu sudah berazam atau bertekad, maka bertawakallah kepada Allah"

Berkibarlah bendera perang satu bendera hitam & 3 liwa, Liwa yang pertama adalah Liwa Muhajirin dibawa oleh Mushab bin Umair yang nantinya akan diganti oleh Ali bin Abi Thalib setelah terbunuh nya Mushab. Liwa yang kedua adalah Liwa Al Aus yang dibawa oleh Usaib bin Khudair & Liwa yang ketiga adalah Liwa Al-Khodroj yang dibawa oleh Al Hubab bin al Mundzir.

Terkumpullah seribu orang, ada diantara mereka yang merupakan orang-orang munafik, kaum muslimin hanya memiliki 2 kuda & 100 orang saja yang memakai baju perang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri memakai dua baju perang untuk menunjukkan bahwa bertawakal kepada Allah bukan berarti meninggalkan sebab.

Pasukan kaum muslimin bergerak menuju Uhud melewati bagian barat dari Al Haroh As-Syarkiyah & ketika mendekati Uhud tepatnya di daerah As-Syaikhoini.

Abdullah bin Ubaid bin Salul memimpin orang-orang munafik menarik diri dari pasukan kaum muslimin bersama 300 orang munafik dengan alasan bahwa tidak akan terjadi perang.

Abdullah bin Amr bin Harom berusaha untuk membujuk mereka untuk kembali untuk bergabung bersama kaum muslimin namun mereka tetap tidak mau. Banu Salimah dari suku Khodroj & Banu kharitah dari suku Aus hampir terpengaruh dengan kejadian ini & pulang ke Madinah namun Allah Subhanahu wa Ta’ala menguatkan mereka , Allah berfirman

إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا ۗ

[QS Ali ‘Imran 122]

"ketika dua golongan dari pihak kalian ingin mundur karena takut padahal Allah adalah penolong mereka"

Allah menyebutkan tentang sebagian hikmah mundurnya orang-orang munafik sebelum perang tersebut yaitu untuk membersihkan barisan kaum muslimin sehingga tidak ada diantara mereka orang-orang yang kelak ketika perang justru membuat kekacauan barisan kaum muslimin & akan menurunkan semangat perang, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَىٰ مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّىٰ يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ ۗ

[QS Ali ‘Imran 179]

"tidaklah Allah meninggalkan orang-orang yang beriman seperti dalam keadaan kalian sekarang ini sehingga Allah membedakan antara yang jelek dengan yang baik"
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Sirah Nabawiyah]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url