Halaqah 69: Aqidah Ahlu Sunah terhadap Para Sahabat Nabi - Abu Bakar
Halaqah yang ke-69 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah adalah tentang aqidah ahlu sunnah terhadap para sahabat Nabi yaitu Abu Bakar.
Disini Al Imam Ahmad bin Hambal beliau mengatakan,
Dan sebaik-baik umat dan yang dimaksud dengan umat di sini adalah umat Islam umatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan sebaik-baik umat setelah Nabinya yaitu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah Abu Bakar Ash Shidiq, beliau lah orang yang paling afdhol diantara para shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lebih afdhol daripada Umar bin Khattab, lebih afdhol daripada Utsman bin Affan, lebih afdhol daripada Ali bin Abi Thalib, beliaulah yang lebih afdhol diantara para shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahkan beliaulah yang lebih afdhol diantara seluruh umat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Abu Bakar Ash Shidiq radiallahu taala anhu beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Adnan at-Taimi al-Qurasyi.
Beliau adalah seorang Quraisy satu kabilah dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Bertemu Nasab beliau dengan nasab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada Muraah Ibnu Kaab.
Beliau dinamakan atau digelari Ash Shidiq karena beliau sangat membenarkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan seluruh shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membenarkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam namun beliau memiliki kelebihan dan keistimewaan didalam masalah ini. Ketika banyak manusia yang tidak percaya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka Abu Bakar Ash Shidiq beliau adalah orang yang bersegera dalam membenarkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , beliau memiliki banyak keutamaan di samping beliau termasuk orang yang pertama-tama masuk kedalam agama Islam dan beliaulah yang menemani hijrahnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan ikut atau bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shallallahu alaihi wasallam di dalam seluruh peperangan beliau, dan sempat beliau radhiyallahu taala ditunjuk sebagai Amir/ pemimpin dalam Haji pada tahun ke-9 yang beliaulah yang menjadi khalifah pengganti Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setelah meninggalnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dalam sebuah ayat Allah subhanahu wata'ala mengatakan,
[QS At-Taubah 40]
Allah menyebutkan di dalam ayat ini tentang keutamaan Abu Bakar as Siddiq. Kalau kalian tidak menolongnya itu menolong Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ketahuilah Bahwasanya Allah telah menolong beliau, ketika orang-orang kafir mengusir Nabi shallallahu 'alaihi wasallam orang kedua dari dua orang, ketika keduanya di dalam gua ketika dia yaitu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada shahibihi berkata kepada sahabatnya, siapa sahabat itu yang bersama beliau? tidak lain beliau adalah Abu Bakar as Siddiq.
Allah mengatakan
Ketika Nabi berkata kepada shahabatnya tersebut (yang dimaksud adalah Abu Bakar Ash Shidiq),
Jangan engkau bersedih, Sesungguhnya Allah bersama kita.
Bersama siapa? bersama Nabi dan juga bersama Abu Bakar as Siddiq dan kebersamaan disini maknanya adalah pertolongan dikuatkan oleh Allah, Allah subhanahu wa ta’ala menolong Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan juga menolong Abu Bakar Ash Shidiq.
Dalam sebuah hadist Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,
Beliau mengatakan Sesungguhnya orang yang paling berjasa kepadaku didalam persahabatan di dalam harta adalah Abu Bakar.
ini ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam para shahabat beliau banyak, yang membantu dalam harta juga bukan hanya Abu Bakar tapi yang paling berjasa terhadap beliau didalam persahabatan dalam hartanya, kata beliau adalah Abu Bakar as Siddiq.
Ini menunjukkan tentang keutamaan Abu Bakar, seandainya aku boleh untuk mengangkat seorang kekasih atau kekasih selain Rabbku niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasihku.
Ini jelas menunjukkan tentang keutamaan Abu Bakar as Siddiq radhiyallahu ta’ala anhu, seandainya beliau boleh mengangkat seorang kekasih niscaya beliau akan mengangkat Abu Bakar Ash Siddiq sebagai seorang kekasih, yang dimaksud dengan Kholil adalah orang yang paling dicintai dan menunjukkan betapa besarnya kecintaan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada Abu Bakar dan tentunya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika mencintai seseorang cintainya adalah lillah dan fillah karena Allah dan juga di jalan Allah mencintai seseorang karena ketaatannya kepada Allah, beliau mengungkapkan seandainya aku boleh mengangkat seorang kekasih niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai seorang kekasih.
Ini menunjukkan bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sangat mencintai Abu Bakar Ash Shidiq radiallahu taala anhu.
Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sakit diakhir hayat beliau siapakah yang menggantikan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengimami manusia di Masjid Nabawi, mengimami manusia menjadi pengganti beliau sementara saat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sakit adalah Abu Bakar Ash Shidiq,
Beliau mengatakan,
Perintahkan Abu Bakar untuk memimpin/mengimami manusia.
Sebagian Shahabat radiallahu taala anhum ketika meninggalnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka mereka mengatakan kalau Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah meridhai Abu Bakar memimpin kita didalam agama kita yaitu di dalam shalat kita, bagaimana kita tidak meridhoi beliau menjadi pemimpin kita di dalam dunia kita, maksudnya kalau dalam masalah agama saja yang ditunjuk adalah Abu Bakar memimpin manusia shalat maka dalam masalah kepemimpinan kenegaraan berarti beliaulah yang paling pantas menjadi khalifah setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Beberapa dalil ini menunjukkan tentang keutamaan Abu Bakar as Siddiq radhiyallahu ta’ala anhu.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]